Hachiko
Monogatari
Identitas
Buku :
a.
Judul Buku : Hachiko Monogatari
b.
Pengarang : Kaneto Shindo
c. Penerbit : Shogakukan
d. Halaman Buku : 115 halaman
c. Penerbit : Shogakukan
d. Halaman Buku : 115 halaman
e.
Jenis Buku : Fiksi
f.
Tahun Terbit : 1981
g.
Negara asal : Jepang
Unsur Intrinsik :
Unsur Intrinsik :
A.
Tema :
kesetiaan seekor anjing pada majikannya.
B. Alur :
Alur dari cerita ini
mempunyai alur maju. Cerita dimulai dari lahirnya Hachi kemudian dikirimkannya
Hachi ke Tokyo yaitu ke keluarga Ueno. Dari sini diceritakan pula awal hubungan
Hachi dengan Ueno sampai Hachi ditinggal mati oleh Ueno majikannya. Selanjutnya
diceritakan perjalanan Hachi setelah ditinggalkan oleh majikannya dari mulai
dia dititpkan ke Haseda terus ke Ume sampai akhirnya ke Tome dan mati di depan
stasiun Shibuya.
C.
Gaya Bahasa :
pengarang menggunakan bahasa yang dapat di mengerti oleh masayarakat
D. Penokohan :
o
Tokoh Utama :
a)
Hachi
Seekor anijng
keturunan asli dari Akita. Dia lahir dari seekor anjing betina yang bernama
Aka. Tak lama setelah lahir Hachi dikirim ke Tokyo tepatnya ke Shibuya untuk
kemudian dipelihara oleh profesor Ueno. Hachi merupakan anjing yang baik dan
bisa dipercaya. Seperti kutipan berikut:
“Karena Hachi merupakan anjing yang bisa dipercaya maka baik
sensei (Prof. Ueno) dan Istrinya membiarkannya lepas. Dia tidak berantem
meskipun di jalan dia bertemu dengan anjing lain, dia juga tidak pernah
menggigit anak kecil. Kemudian, dia juga tidak pernah dijaili oleh anjing
besar.” Yang
sangat menonjol dari karakter Hachi adalah setia kepada majikannnya sehingga
meskipun majikannya sudah meninggal dunia pun dia masih tetap setia menunggu
majikannya pulang. Hampir setiap hari dia pergi ke stasiun Shibuya untuk
menjemput majikannya pulang sampai akhirnya dia mati di depan stasiun tempat
dia biasa menunggu majikannya.
“Hari ini salju turun. Tetapi Hachi tetap datang. Dia menunggu
dengan meletakkan kakinya sambil diam tidak bergerak.”
“Di edisi pagi hari keesokan harinya, muncul artikel yang
berjudul, “Kisah kerinduan Seekor Anjing Tua. Selama Tiga Tahun Menunggu
Kepulangan Majikannya yang sudah Meninggal Dunia.”
“Hachi terus memandangi tempat pembelian tiket. Orang-orang yang
keluar dari pintu keluar stasiun melangkah keluar di tengah-tengah salju dengan
langkah kaki yang tergesa-gesa sehingga mereka tidak menghiraukan keberadaan
Hachi. Kemudian Hachi melihat sesosok bayangan dan ternyata majikannya yang
keluar dari pintu stasiun. Hachi berlari menghampirinya sambil mengibaskan
ekornya. Majikannya mengelus-elus kepala Hachi. Hachi berputar -putar mengelilingi
majikannya. Dan Hachi pun roboh tersungkur dan kemudian jatuh.”
b)
Ueno Shujiro
Seorang profesor yang
mengajar di fakultas pertanian Universitas Tokyo Tei yang sekarang bernama
Universitas Tokyo. Dia mempunyai seorang istri yang bernama Shizuko dan seorang
anak perempuan yang bernama Chizuko. Dia sangat suka sekali anjing.
Setelah anaknya
menikah dan tinggal dengan suaminya, Hachi menjadi anjing peliharaannya. Bahkan
bagi Ueno Hachi bukan hanya anjing peliharaannya saja tapi lebih dari itu dia
seperti pengganti anaknya.
“Hachi, gimana? Seperti yang dikatakan Si ibu, mau jadi anak kami?”
Gog, gog.
“Baik, baik. Kamu ingin jadi anak kami, khan. Oke saya mengerti.
Saya tidak akan memberikan kamu ke siapa pun karena kamu akan menjadi anak
kami.”
Ueno sangat perhatian sekali sama Hachi, sampai-sampai hampir
setiap hari Ueno membersihkan Hachi sambil mandi di Ofuro besama-sama.
Ketika malam hujan turun pun Ueno sangat khawatir kalau Hachi kehujanan
sehingga datang menghampiri Hachi di kandangnya dan membawanya ke dalam rumah
kemudian menidurkannya sambil mendekapnya.
“Mata Moriyama terbelak seperti pecah. Bukankah itu Hachi dan
mertuanya yang sedang
berendam sampai leher di dalam bak mandi.”
“Istri Ueno membuka pintu ruang baca dengan perlahan-lahan. Kompor
penghangat ruangan menyala-nyala, di sofa Ueno dan Hachi sedang tidur
berselimut. Dan bukankah tangan Ueno menjadi bantal Hachi?”
Kasih sayang Ueno tidak terlupakan oleh Hachi sehingga setelah dia
meninggal karena terserang jantung pun, Hachi terus pergi ke stasiun menunggu
kedatangan majikannya.
c)
Shizuko Ueno
Isteri dari profesor Ueno. Pada awalnya dia tidak setuju untuk
merawat anjjing peliharaan lagi setelah Gonsuke meninggal. Tetapi karena
didesak oleh Chizuko akhirnya dia pun setuju. Dia sempat cemburu melihat
keakraban Hachi dengan suaminya.
“Kenapa?”
“Bukan kenapa. Apa Hachi lebih penting dari saya?”
Dia merupakan istri yang baik dan sangat mencintai suaminya,
sampai-sampai dia cemburu melihat keakraban suaminya dengan Hachi.
“Sana pergi ke tempat
Hachi. Karena bagi kamu Hachi lebih penting dari istri kamu sendiri”
Setelah ditinggal
pergi oleh suaminya, dia pindah ke rumah Chizuko dan tinggal bersama menantu
dan cucunya. Tetapi dia tidak membawa serta Hachi karena setiap Chizuko melihat
Hachi dia selalu teringat pada ayahnya sehingga ia keberatan Hachi tinggal di
rumahnya. Oleh karena itu Hachi dititipkan pada keluarga Haseda yang tinggal di
Asakusa. Tapi kemudian dia kembali lagi ke tanah kelahirannya di Akita setelah
anak dan menantunya pindah ke London Inggris utuk dinas.
Tetapi meskipun dia
tidak selalu membawa serta Hachi bukan berarti dia tidak menyukai Hachi. Karena
rasa tanggung jawabnya kepada Hachi dia datang ke Tokyo dari Akita hanya untuk
menemui Hachi setelah membaca artikel tentang Hachi di sebuah koran. Dia tidak
membiarkan Hachi lepas begitu saja tetapi dia selalu menitipkan Hachi ke
orang-orang yang bisa dipercaya.
Seperti setelah Ueno
meninggal ia menitipkan Hachi ke keluarga Haseda yang tingga di Asakusa.
“Saya juga merasa seperti itu. Hachi akan saya titipkan sama
Haseda yang tinggal di Asakusa.”
Tetapi karena Hachi selalu kabur karena ingin selalu berada di
tempat dimana ueno dulu tinggal maka Hachi dititipkan di rumah Ume.
“Saya ingin menitipkan Hachi di tempat Ume.”
Tetapi setelah Ume meninggal, Hachi jadi sebatang kara. Tetapi dia
tetap pergi ke stasiun Shibuya setiap hari menunggu majikannya pulang. Dan
ketika istri Ueno membaca artikel tentang Hachi di koran ia langsung pergi ke
Shibuya untuk bertemu dengan Hachi sekaligus ingin tahu kenapa Ume
menelantarkan Hachi begitu saja. Tetapi setelah dia tahu Ume telah meninggal,
dia bermaksud membawa Hachi tetapi karena Hachi mengira dia akan dititipkan
lagi ke orang lain yang dia tidak kenal, dia melarikan diri. Karena istri Ueno
tahu Hachi pasti selalu ke Shibuya maka dia pun menitipkan uang 50 yen pada seorang
pejual sate ayam yang bernama Tome yang pada waktu itu sangat besar sekali
nilainya untuk makan Hachi.
“ Ini ada uang 50 yen, saya titipkan. Uang ini sudah saya siapkan
untuk Hachi. Tolong berikan dia makanan yang hangat.”
o
Tokoh Tambahan :
a. Chizuko Shujiro
Anak perempuan Ueno satu-satunya. Pada awalnya Chizuko ingin
merawat Hachi tetapi setelah dia menikah dengan Moriyama dia tidak mau merawat
Hachi karena tidak ingin rasa cintanya kepada Moriyama terbagi dua. Chizuko
menikah tidak lama setelah Hachi datang ke rumahnya karena itu dia tidak sempat
merawat Hachi.
b. Ogata
Shosai yang tinggal di rumah Ueno. Dia yang
biasanya bertanggung jawab terhadap anjing peliharaan di keluarga Ueno. Dia
tidak suka anjing karena itu ketika Hachiko datang dia tidak kelihatan senang.
Dia berasal
dari Shizuoka sehingga ketika Ueno meninggal dia kembali pulang ke kampung
halamannya.
c. Ume
Tetangga Ueno yang
bekerja sebagai tukang kayu. Dia yang datang menemani Ogata untuk menjemput
Hachi di stasiun Shibuya. Dia kemudian dipercaya untuk menjualkan rumah Ueno
setelah Ueno meninggal. Dia pun merupakan salah seorang yang dihormati oleh
Hachi. Tetapi tidak lama setelah Hachi dititipkan di rumahnya, dia pun
meninggal karena serangan jantung. Dia merupakan salah satu orang yang
dihormati oleh Hachi.
“Hachi pun harus kehilangan lagi orang yang dihormatinya.”
d. Tome
Seorang tukang sate ayam yang mempunyai warung di depan stasiun
Shibuya. Dia sangat teriris setiap kali dia melihat Hachi terus menunggu
majjikannya yang sudah meninggal di depan pintu keluar stasiun. Dari sejak
Hachi hidup sebatang kara, dia yang memberi makan Hachi sampai Hachi mati.
e. Oyoshi
Seorang pembantu yang bekerja di rumah keluarga Ueno. Dia berasal
dari Chiba, sehingga begitu Tuannya meninggal dunia dia kembali ke kampung
halamannya.
f. Moriyama
Tunangan Chizuko yang kemudian menjadi suaminya. Dia merupakan
anak laki-laki satu-satunya sama seperti Chizuko. Dia menikahi Chizuko setelah
Chizuko hamil mengandung anaknya.
g. Tamiko
Istri dari Tome. Dia
yang selalu memberikan nasi hangat buat Hachi.
E. Sudut Pandang: Orang
ketiga.
F. Latar :
a.
Latar
Tempat
Pada bagian awal dalam
cerita ini mengetengahkan cerita yang berlatar tempat di kota Odate prefektur
Akita. Pada saat itu diceritakan tentang kelahiran Hachi di rumah keluarga
Kondo.
Pada bagian berikunya
mengambil setting tempat di Tokyo tepatnya di rumah Ueno yang berada 100 meter
dari stasiun Shibuya dan di Asakusa tempat pertama kali Hachi dititipkan
sepeninggal majikannya.
Setelah Ueno meniggal
dunia, banyak cerita yang berlatar tempat di sekitar stasiun Shibuya di mana
Hachi selalu datang dan menungga majikannya pulang sampai dia mati.
b.
Latar Waktu
Latar waktu yang
sering muncul dalam cerita ini adalah musim dingin. Bahkan ketika Hachi lahir
dan mati pun terjadi pada musim dingin.
“Badai salju yang terus menerus bertiup dari pagi tidak berhenti
meskipun hari sudah menjelang
sore.”
“Di atas badan Hachi yang
jatuh dan tidak bergerak, salju terus menerus turun.”
Pengarang sering menggunakan setting waktu pada waktu musim dingin
karena musim dingin di Jepang melambangkan kesepian, kesendirian.
c.
Latar Suasana
Latar suasana yang digunakan adalah latar suasana bahagia, sedih,
kesepian.
G. Amanat :
Dari setiap cerita pasti ada pesan yang ingin disampaikan oleh
pengarangnya. Dari cerita Hachiko monogatari ini banyak sekali amanat moral
yang bisa diambil. Diantaranya:
1.
Rasa kasih sayang yang diberikan dengan
tulus akan menjadi suatu kenangan yang terindah yang akan sulit untuk
dilupakan. Ini tercermin dari rasa kasih sayang Ueno kepada anjingnya Hachi
yang tulus sehingga setelah meninggal dunia pun Hachi terus menanti kepulangan
majikannya.
2.
Seekor binatang seperti anjing pun apabila
diberikan kasih sayang, cinta dan kepercayaan dia bisa menjadi anjing yang baik
dan setia apalagi kita sebagai seorang manusia yang lebih baik dari binatang.
3.
Jangan melupakan jasa atau kebaikan
seseorang yang telah mengurus dan mencintai kita dari kecil dalam hal ini orang
tua kita. Seperti Hachi yang tidak melupakan kebaikan Ueno yang telah
mengurusnya dari kecil.
H.
Sinopsis Cerita :
Haciko Monogatari merupakan cerita fiksi
yang diangkat dari kisah nyata tentang seekor anjing yang bernama Hachi yang
sangat setia kepada majikannya. Hachi adalah seekor anjing keturunan asli dari
Akita yang ciri khasnya adalah bentuk ekornya yang melingkar.
Hachi lahir dari
seekor anjing betina yang bernama Aka. Aka adalah anjing betina keturunan asli
dari Akita milik keluarga Kondo yang tinggal di Odate prefektur Akita. Pada
waktu itu Aka melahirkan empat ekor anjing dan Hachi adalah salah satunya.
Teman keluarga Kondo
yaitu Kakita meminta salah satu anak Aka untuk atasannya yang bernama Mase.
Mase menginginkan anak anjing keturunan Akita asli untuk temannya yang tinggal
di Tokyo. Karena itu tidak lama setelah Hachi lahir yaitu kira-kira 20 hari
setelah lahir, Hachi langsung dikirim dengan kereta barang ke Tokyo tepatnya ke
keluarga Ueno yang tinggal dekat stasiun Shibuya.
Ueno Shujiro adalah seorang
professor dan dosen fakultas pertanian di Universitas Tokyou Tei yang sekarang
bernama Universitas Tokyo. Selain istri dan anaknya yang bernama Chizuko, di
rumah Ueno tinggal juga seorang Shosai (orang yang tinggal dan
bantu-bantu sambil belajar di rumah orang ) yang bernama Ogata dan seorang
pembantu rumah tangga yang bernama Oyoshi.
Chizuko sangat suka
memelihara anjing. Ketika anjingnya yang bernama Gonsuke mati ia sangat sedih.
Dan ketika itu datanglah Mase yang kemudian secara tidak sengaja Ueno meminta
pada Mase seekor anjing keturunan Akita.
Sehingga ketika
mendengar ia akan mendapatkan ajing Akita asli Chizuko sangat senang sekali,
sebaliknya dengan ibunya dan Ogata. Ibunya tidak mau memelihara anjing lagi
karena tidak mau melihat kesedihan anaknya lagi ketika kehilangan Gonsuke
sedangkan Ogata dia memang tidak menyukai anjing ditambah dia yang harus
membersihkan kandang dan membersihkan kotoran anjingnya.
Perjalanan dari Akita
ke Tokyo membutuhkan dua hari. Karena selama dua hari Hachi terombang-ambing
dalam kereta sehingga ketika tiba di stasiun Shibuya, dia sangat lemas sekali
sehingga kelihatan seperti sudah mati. Sore itu sebenarnya Chizuko bermaksud
mengambilnya ke stasiun Shibuya, tetapi karena tiba-tiba dia diajak pergi ke
konser oleh tunangannya Moriyama maka dia menyuruh Ogata untuk mengambilnya.
Ogata yang tidak suka
anjing dia tidak berani mengambil Hachi sendirian karena itu dia meminta
tetangga yang tinggal tidak jauh dari rumah Ueno, Ume untuk menemaninya.
Akhirnya karena didesak oleh Ogata, Ume pun mau menemani ke stasiun Shibuya
untuk mengambil Hachi. Begitu melihat Hachi yang seperti sudah mati mereka
terkejut dan langsung membawanya ke rumah Ueno. Sesampai di rumah, Hachi
langsung diberi susu oleh Ueno dan tidak lama kemudian Hachi bangun dan meminum
susu tersebut. Pada pagi harinya Hachi kelihatan sehat dan segar bugar, dia
lari ke sana ke sini. Pada waktu duduk, kaki depannya membentuk huruf delapan
karena itu Ueno memberi nama Hachi.
Pada awalnya Hachi
akan dipelihara oleh Chizuko tetapi karena ia hamil dan akan menikah dengan
Moriyama maka dia menolak untuk memelihara Hachi dengan alasannya ia tidak mau
rasa cintanya kepada suami terbagi dua. Oleh karena itu Hachi jadi dipelihara
oleh Ueno.
Hubungan Hachi dan
Ueno sangat dekat sampai-sampai mandi di Ofuro pun berdua dan ketika hujan
besar turun, Ueno membawa Hachi ke dalam rumah dan tidur sambil memeluk Hachi
di ruang baca.
Dari semua kegiatan
rutinitas yang dilakukannya bersama Ueno ada salah satu kebiasaan Hachi juga yaitu
selalu menjemput Ueno di stasiun Shibuya. Setiap sore dia selalu pergi ke
stasiun Shibuya dan duduk di dekat pintu keluar menunggu sampai Ueno pulang.
Dia tidak mengenal hujan ataupun salju, setiap hari dia pergi ke stasiun dan
menunggu majikannya pulang.
Menjelang kematian
majikannya, seperti biasa Hachi mengantarkan majikannya ke stasiun dan setelah
itu dia kembali pulang. Tetapi siang itu, tiba-tiba dia lari ke sana ke sini
seperti gelisah, dia pergi menghampiri istri majikannya dan menarik-narik bajunya.
Pada waktu itu mungkin dia mempunyai firasat sesuatu yang buruk akan terjadi
pada majikannya. Dan benar sekali, pada waktu itu ketika Ueno sedang mengajar
tiba-tiba dia terkena serangan jantung, dia terjatuh lemas dan ketika dokter
datang dia sudah meninggal.
Semenjak majikannya
meninggal, istri Ueno pindah dan tinggal bersama Chizuko, menantu dan cucunya
Toru. Ogata kembali ke Shizuoka dan Oyoshi kembali kekampung halamannya, Chiba.
Sedangkan Hachi dititipkan pada keluarga Hashida di Asakusa. Tetapi Hachi malah
kabur dan kembali ke rumah Ueno yang pada waktu itu akan dibeli oleh keluarga
Maekawa yang tidak suka anjing. Ume yang pada waktu itu berada di rumah Ueno
terkejut melihat Hachi dan langsung membawanya ke rumah Chizuko sambil
memberitahukan bahwa rumahnya sudah ada yang mau beli. Melihat Hachi istri Ueno
terkejut dan setelah membersihkan Hachi dia membawanya lagi ke Asakusa untuk
dititipkan pada keluarga Hashida. Begitu tiba di keluarga Haseda, Haseda
marah-marah karena Hachi kabur dengan mematahkan rantai yang mengekangnya.
Istri Ueno meminta maaf dan menitipkan Hachi sekali lagi. Tapi tak lama
kemudian Hachi berhasil kabur lagi dan kembali ke rumah Ueno. Ume yang melihat
Hachi setiap sore pulang ke rumah Ueno merasa iba dan membawanya pulang ke
rumahnya.
Setelah beberapa hari
Hachi tinggal di rumah Ume, datanglah istri Ueno ke rumah Ume. Dia terkejut
begitu melihat Hachi ada di rumah Ume. Istri Ueno datang untuk berpamitan
karena dia akan pulang kembali ke rumah ibunya di Akita. Dia tidak bisa tinggal
bersama Chizuko karena harus ikut suaminya Moriyama ke London untuk dinas. Dan
dia meminta Ume untuk menjaga Hachi. Ume dan isterinya tidak keberatan untuk
menjaganya. Tetapi setelah pulang mengantarkan istri Ueno ke stasiun, di depan
rumah tiba-tiba Ume terkena serangan jantung dan jatuh lalu meninggal. Istri
Ume yang tidak bisa membawa Hachi pulang ke kampong halamannya terpaksa
meninggalkan Hachi sebatang kara.
Setelah Hachi
ditinggalkan oleh orang-orang yang dicintainya, dia jadi hidup sebatang kara
dan tidak punya tempat untuk pulang. Tapi tetap saja setiap sore dia selalu
datang ke stasiun Shibuya menunggu majikannya pulang. Tome, seorang pemilik
warung sate di depan stasiun selalu melihat Hachi setiap sore duduk di depan
pintu keluar stasiun. Dia sangat kasihan dan merasa teriris hatinya setiap
melihat Hachi yang begitu setia, tidak mengenal dingin, hujan tetap menunggu
majikannya yang telah tiada.
Keberadaan Hachi di
stasiun tersebut menarik minat seorang wartawan koran Asahi untuk menulis artikel
tentangnya. Secara tidak sengaja artikel tersebut dibaca oleh istri Ueno yang
berada di Akita. Istri Ueno datang langsung dari Akita ke Tokyo untuk menemui
Hachi, Dia berpikir kenapa Ume menelantarkan Hachi padahal dia sudah menitipkan
Hachi padanya. Tapi setelah dia pergi ke rumah Ume dia baru mengetahui kalau
Ume sudah meninggal dunia. Malam itu istri Ueno berkeliling sambil membawa
Hachi mencari penginapan. Susah sekali menemukan penginapan yang bisa membawa
anjing. Tetapi untunglah ada penginapan kecil dekat stasiun yang mau menyewakan
kamarnya. Setelah dimandikan dan diberi makan, malamnya Hachi sudah tidak ada
di tempat. Istri Ueno mencari-cari ke sana ke mari tapi tidak ketemu sampai
akhirnya dia menyerah dan pulang. Dia pulang ketika hari sudah pagi. Dia teringat
akan stasiun Shibuya dimana Hachi selalu datang ke sana setiap sore karena itu
besoknya dia langsung pergi ke sana dan menunggu Hachi di sana. Tetapi Hachi
tidak muncul-muncul. Padahal saat itu Hachi bersembunyi di dekat stasiun. Dia
tidak datang menghampiri istri majikannya karena takut akan dititipkan ke orang
lain lagi.
Karena sudah lama
menunggu tidak datang juga akhirnya istri Ueno pergi ke warung Tome dan
menanyakan kalau-kalau dia melihat Hachi. Dan karena tidak muncul-muncul juga
akhirnya istri Ueno menitipkan uang pada Tome untuk memberi makan Hachi makanan
yang pantas dan setelah itu dia pergi meninggalkan Hachi kembali ke Akita.
Semenjak hari itu keluarga Tome lah yang memberi makan Hachi. Dan setiap Hachi
lapar dia pasti datang ke warung Tome.
Tidak terasa musim
terus berganti dan musim dingin kembali datang. Pada waktu itu salju turun, dan
seperti biasa Hachi datang ke stasiun Shibuya. Kakinya yang pincang karena
terluka ketika dikejar petugas hewan liar semakin parah dan sudah tidak bisa
digerakkan lagi. Tetapi dia paksakan pergi ke stasiun. Di sana tidak ada orang
yang dia kenal tapi tiba-tiba dia melihat sesosok orang yang dia kenal keluar
dari pintu keluar stasiun. Ternyata dia adalah majikannya yang telah lama ia
tunggu-tunggu. Dia langsung mengangkat kakinya dan berlari ke arah majikannya.
Majikannya mengelus-ngelus kepala Hachi Dan tidak lama kemudian badan Hachi
yang kurus dekil pun terkulai layu dan dia pun tidak bergerak lagi. Melihat
Hachi terkulai Tome pun lari menghampiri Hachi, dia menggoyang-goyangkan tubuh
Hachi, tapi Hachi sudah tidak bergerak lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar